SuhaNews – “Maanyo oto Palala tadi, baa kok ditingga annyo ambo, alun jadi makan alah pai se otonyo,” seorang ibu-ibu terlihat panik di halaman rumah makan Umega Gunung Medan, Senin (30/1).
Kisah tersebut bagian dari trip report Solok – Jakarta dengan bus Palala e04 julukan Kasiko yang menjalani rute seri B jalan bareng dengan Palala e06 julukan Sakeso. Duet beda karoseri namun kompak.
Sesuai aturan, penumpang melaporkan tiket keberangkatan 1 jam sebelum jadwal, penulispun sampai di loket Palala Terminal Bareh Solok, sekitar pukul 10.30 WIB diantar kemanakan menggemaskan Agindya yang akrab disapa Blo Kiting oleh sepupunya bersama “Ibu Negara” sebagai wujud restu melepas untuk menjalankan tugas negara.
Seperti sebelumnya, tiap kali ada kesempatan tugas ke ibu kota penulis pasti naik bus, meski lebih lama sampai dibanding naik pesawat, hobi traveling menggiring semangat petualang untuk merasakan sensai Lintas Sumatera, apalagi sebulan terakhir sebagian besar bus Sumbar – Jakarta melewati rute Timur Tengah (dibahas dalam episode berikutnya).
Pilihan jatuh kepada PO. Palala dengan beberapa alasan, pertama belum pernah mencoba pelayanan bus milik orang Solok ini sejak mulai beroperasi 19 Februari 2022 lalu.
Kedua melihat pelayanan yang modern dan profesional baik sebelum keberangkatan, operasiponal bus serta penampilan semua crew dan awak bus yang elegant. Mulai dari loket yang mejanya seperti wajah bus SR2 Panorama dilengkapi lampu hingga bumper, serta agen dan petugas loket memakai seragam resmi.
Uniknya setiap posisi crew berbeda warnanya, di loket petugas memakai baju warna biru tua dan hitam yang dilengkapi nama bus serta lambang Kementerian Perhubungan dan slogan bus. Untuk sopir bajunya warna putih berkerah maroon dan kernet bajunya warna abu-abu. Setiap crew ini dilengkapi id card yang menambah kesan profesional.
Ketiga terpikat dengan pelayanan dan testimoni penumpang yang akhirnya memutuskan penulis untuk memesan tiket langsung di loket resmi Terminal Bareh Solok, pada Sabtu (28/1) atau dua hari jelang keberangkatan.
Dan yang pasti, mulai dari owner sampai crew bus Palala ini dikenal dekat dengan Bismania disepanjang jalan dan semua kota, maka tak heran bila beranda medsos bismania bertabur postingan tengang bus yang viral ini.
Perjalanan ini istimewa bagi penulis, pertama mencoba bus kebanggan orang Solok ini menjelang setahun beroperasinya armada milik pengusaha muda dari Ampang Kualo ini, kedua dapat bus dengan julukan Kasiko yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi Mari, Ayo Kesini yang semoga saja menjadi gambaran perjalanan tugas kali ini untuk sebuah cita-cita yang dim ijabah Allah lewat doa yang terselip dalam julukan bus ini.
Baca Juga :
- Trip Report ANS 31 Royal Class aka Alika, Sejuknya AC dan Lembutnya Air Suspensi (bagian 3)
- Trip Report ANS 31 Royal Class aka Alika, Ada Truk Mogok Dikapal, Alika Terlambat Berlayar (bagian 2)
- Trip Report ANS 31 Royal Class aka Alika, Menikmati Goyangan Mercedes Benz 1626 Air Suspensions
- Trip Report ANS 31 Royal Class aka Alika, Digoyang Pak Kodim Hingga ke Palapa (bagian 4)
Sapaan hangat dari Iwan, agen bus menyambut kami. Blo Kiting pun menanyakan dengan gaya bicaranya yang khas, bus nomor pintu berapa yang berangkat, apakah pakai telolet Basuri.
“Bus e kosong berapa Mamak naik Om ? ada pakai Basuri busnya ?” tanya Blo Kiting.
“E 04 galanya Kasiko, ada teloletnya tapi bukan basuri,” jawab Iwan yang dibalas Blo Kiting dengan anggukan tanda puas.
Tak lama kemudian sekitar pukul 11.15 , bus Palala e04 datang, alunan telolet dari pintu masuk terminal Bareh Solok mulai mengalun yang membuat Blo Kiting senang. Tapi tak berlangsung lama, saat penulis pamit untuk naik, wajahnya berubah cemberut, kecewa ditinggal.
Di seat nomor 5d yang penulis duduki sesuai tiket telah menunggu bad cover warna abu-abu yang terlipat rapi serta satu bantal warna senada bertuliskan Palala. AVOD yang tersedia di setiap jok juga sudah stand by dengan pilihan music dan film, meski tak banyak namun bisa jadi alternatif teman perjalanan selain music maupun filem di handphone.
Tak lama kemudian disusul snack yang dibagikan oleh awak bus, tak lupa pula dipersiapkan gelas, kopi dan gula di dispenser yang terletak didepan seat nomor 1 atau dibelakang sopir. Sementara seat disamping penulis masih kosong.
Kotak coklat muda bertulis Palala ini berisi segelas air mineral, dua gorengan, serta dua onde-onde yang sejak booming lato-lato juga berjulukn lato-lato putus tali. Lumayan buat pengganjal perut sebelum sampai ke rumah makan Umega yang menjadi tempat istirahat pertama di rute Sumbar – Jakarta.
Setelah menaikan beberapa penumpang, pukul 11.30 WIB bus dengan tagline Malala jo Palala ini bergerak meninggalkan loket Terminal Bareh Solok melaju menuju Jakarta sekitarnya.
Jalan By Pass Solok siang itu tak terlalu ramai baik oleh kendaraan yang lalu lalang maupun truk yang biasanya banyak parkir disepanjang jawal yang masih memperlihatkan sedikit sawah sebagai salah satu ikonnya kota Solok, sampai di lampu merah Pandan Ujung juga dapat lampu hijau sehingga langsung berbelok masuk jalan Lintas Sumatera. Sepuluh menit melaju sampai di SPBU Saok Laweh, bus melambat hendak mengisi Solar namun stok di SPBU tersebut kosong.
Pukul 12.15 WIB bus berhenti di simpang Simancuang, ada penumpang naik dan mengisi seat 5c disamping penulis, Palala kembali melaju menyusuri Lintas Sumatera. Pukul 12.40 WIB di daerah Pematang Panjang, bertemu dengan bus Palala dari Jakarta, saling sapa dengan telolet pun dilakukan kedua pengemudi bus ini.
Selang beberapa waktu kemudian pukul 13.05 kembali bertemu bus Palala dari Jakarta tujuan Sumbar, e09 julukan Duta Budaya bertemu di daerah Tanjung Gadang, kembali sapaan hangat dengan telolet diberikan kedua pengemudi.
Tak hanya itu, sejak dari terminal Bareh Solok hingga ke Dharmasraya puluhan Bismania menyapa bus berplat nomor kota Solok ini yang dibalas pengemudi dengan teloletnya, Para bisser mengabadikan dengan berbagai perangkat mulai dari hape sampai kamera, dan tak sedikit pula anak-anak yang bersorak minta telolet dan kemudian mereka berjoget girang mendengarnya.
Tak salah kiranya konten kreator asal Solok Bang Ajay pemilik akun Youtube Bang Ajay Chanel menyebutnya sebagai Palala Effect, karena memang tiap kali bus ini lewat banyak anak-anak dan bismania menunggu kedatangannya dan menyambut girang alunan telolet bus milik pengusaha asal Ampang Kualo Kota Solok ini.
Pukul 13.30 WIB bus masuk terminal Kiliran Jao, setelah melapor kembali melaju di Lintas Sumatera, di rumah makan Palapa terlihat 1 unit ANS Patriot tak jelas nomornya maupun rutenya apakah menuju Sumbar atau ke Jakarta, namun sebelum Palala dari terminal Bareh Solok sudah beberapa buah bus ANS keluar menuju Jabodetabek.
Melambat sejak dari Pulau Punjung, bus sampai di rumah makan umega pukul 14.14 WIB. Di SPBU Umega terlihat beberapa bus antri, sementara menuju arah Solok belasan bus berbagai merek juga beriringan semua PO ada.
Perjalanan dari Solok ke Gunung Medan lancar, hanya beberapa kali terasa getaran yang disebabkan permukaan jalan yang keriting, sehingga bus yang dirakit oleh Karoseri Laksana diatas chasis Mercedes Benz 1526 ini bergetar hingga ke ruang penumpang.
Setelah penumpang turun, bus keluar dari parkiran rumah makan menuju SPBU, disinilah kisah seperti dicetakan diawal terjadi. Tak hanya Palala bus Yoanda Prima, Gumarang Jaya dan NPM pun melakukan hal sama, sembari penumpang makan bus mengantri mengisi Solar yang kosong pada semua SPBU sejak dari Solok.
Di rumah makan ini sudah parkir beberapa unit NPM, satu diantaranya Sutan Class livery khusus gambar gergaji. Disusul kemudian oleh Yoanda Prima warna merah dengan body New Armada. Fendi
Bersambung
Berita Terkait :
- Palala Hadirkan Bus “Sirah”, Gumarang Jaya Datangkan “Maunjua Class”
- Palala E04, Ketika Supir Bus Jadi Imam Salat Bagi Crew dan Penumpangnya
- Trip Perdana, PO.PALALA Bus Sumbar – Jakarta Berplat Nomor Solok
Facebook Comments