Madinah, SuhaNews – Hari kelima berada di kota Madinah, Senin (13/6) Jamaah yang tergabung dalam kloter IV Embarkasi Padang diberi kesempatan beraktivitas sendiri-sendiri, namun tetap dipesankan untuk menjaga waktu solat berjamaah di masjid Nabawi.
Penulis memilih untuk berkunjung ke museum Rasulullah yang berada di komplek Masjid Nabawi, masuk dari gerbang 307 bersama jamaah lainnya disuguhkan arsitektur yang artistik dan religius namun memiliki sentuhan teknologi digital.
Tamu museum bisa menyaksikan perjalanan masjid Nabawi dari waktu ke waktu yang mengalami renovasi hingga mendapat sentuhan teknologi terkini pada berbagai fasilitasnya.
Museum ini dibangun atas inisiatif Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa yang tujuannya untuk merangkum sejarah perjalanan dan perkembangan di dua kota suci Makkah dan Madinah dalam satu tempat yang diberi nama Museum Dar Al Madinah.
Museum ini menyajikan sejarah sejak zaman Nabi Muhammad SAW bersama peradaban kota Makkah dan Madinah yang dikemas secara digital. Pengunjung juga disuguhkan artefak dan benda-benda bersejarah lainnya yang ditampilkan secara digital melalui layar kaca.
Meski pengunjung tak dibolehkan mengambil foto pada area utama, namun masih bisa menyaksikan dan menikmati visualiasi digital serta film Sirah Nabawiyah dalam empat dimensi.
Selain ke museum, sebagian jamaah juga berkunjung ke percetakan Al Qur’an. Salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh jamaah Haji termasuk dari Indonesia. Nofial Rinaldi yang juga jamaah asal Kabupaten Solok bersama 13 rekan lainnya berkunjung kesini.
Perjalanan Nofial bersama jamaah lainnya dimulai ke masjid Quba dengan menggunakan travel yang banyak tersedia disekitar pemondokan Hayah Hotel.
“Kami mengunnakan bahasa Inggris untuk tawar menawar sekaligus panduan perjalanan dari sopir sekaligus guide ini,” tutur Nofial.

Belum puas dengan kunjungan ziarah bersama seluruh jamaah kloter 4 dihari pertama berada di Madinah, Nofial dan rekan-rekan kembali berkunjung ke Masjid Quba dan masjid Sab’ah di bukit Sila yang menyimpan sejarah perang khandaq (sudah dibahs dalam tulisan sebelumnya, Ziarah ke Khandaq, JCH Kab. Solok Saksikan Sisa Perjuangan Rasulullah dan Sahabat) baru setelahnya mengunjungi percetakan Al Qur’an terbesar di dunia.
Percetakan Al Qur’an yang ada di Madinah merupakan yang terbesar di dunia. Lokasinya tak jauh dari Masjid Nabawi hanya sekitar 11 km atau dikenal dengan percetakan Al Qur’an Raja Fadh. Memiliki kapasitas cetak hingga 18 juta eksemplar mushaf Al Qur’an setiap tahunnya.
Percetakan ini dibangun tahun 1984 dan memiliki 1.300 tenaga kerja. Pabrik ini beroperasi selama 24 jam dan mencetak Al Qur’an yang diterjemahkan kedalam 78 bahasa, yang selain untuk kebutuhan Arab Saudi juga didistribusikan ke negara lain.
Pengunjung bisa datang kesini sejak pukul 08.00 hingga 14.00 waktu Arab Saudi guna melihat langsung proses pencetakan mushaf Al Qur’an. Selama kunjungan disediakan waktu selama 15 menit untuk melihat langsung proses dari awal hingga mushaf siap dikemas untuk diedarkan.

Selain kunjungan ke tempat tersebut diatas, sebagian jamaah lainnya juga ada yang berkeliling kota Madinah, namun petugas Kloter tidak menyarankan untuk jamah yang tidak didampingi mahram. Tita & Yal | Fendi
Berita Terkait :
- Ziarah ke Khandaq, JCH Kab. Solok Saksikan Sisa Perjuangan Rasulullah dan Sahabat
- Pemondokan Disamping Masjid Nabawi, JCH Kab. Solok Mulai Arbain
- Merdunya Suara Azan dan Nyamannya Solat di Masjid Nabawi
- Alhamdulillah, 393 JCH Kloter IV Embarkasi Padang Selamat Sampai di Madinah
- GA-3304 Bawa Jamaah Calon Haji dari Kabupaten Solok ke Madinah
- Keberangkatan Jamaah Haji 2022 Disambut Antusias Masyarakat
- Suhu di Madinah Capai 44 Derjat Celcius, Miswan Ingatkan Jamaah Jaga Kondisi
- Tiba di Asrama Haji 81 JCH Kabupaten Solok Langsung Jalani Pemeriksaan Kesehatan
- Lantunan Talbiyah Epiyardi Asda Lepas 81 JCH Kabupaten Solok
- Tak Bararak, Ini 16 JCH dari Nagari Koto Baru Yang Berangkat ke Tanah Suci Tahun Ini
- Hari Ini, 81 JCH Kabupaten Solok Masuk Asrama Haji Embarkasi Padang
Facebook Comments